Senin, Maret 02, 2009

Kiamat sudah dekat

Rasanya tepat sekali judul tersebut dengan kondisi sosial ekonomi saat ini. Ekonomi sulit, perut menjerit, otak jadi menukik menuju amoral. Terbukti dengan semakin banyaknya peristiwa kriminal yang terjadi di masyarakat, mulai dari penjambretan, pencurian dengan kekerasan, kekerasan dalam rumah tangga, curanmor, sampai dengan pembunuhan, yang sebenarnya penyebabnya cuma masalah sepele saja, hanya masalah tersinggung pacarnya di godain teman ( sepele gak seh sebenarnya…), golok berbicara.
Berita yang terbaru akhir-ahir ini ya mengenai kejahatan terorganisir dalam praktek aborsi yang terjadi di klinik milik Bu Atun di bilangan Johar Baru, Jakarta Pusat. Sebenernya, keberadaan praktik aborsi Atun di Percetakan Negara II, Johar Baru, Jakarta Pusat mulai terbongkar sejak 3 tahun lalu. Saat itu, salah seorang pasien praktik aborsi harus meregang nyawa dan atas kejadian tersebut sudah dilaporkan ke Polsek Johar Baru, tetapi baru saat ini kasus tersebut terkuak. Apakah keterlambatan proses kasus ini karena ada ‘backing’ aparat, Kepala Kepolisian Sektor Johar Baru Kompol Theresia Mastail langsung mengklarifikasi dan memastikan bahwa tidak ada oknum polisi yang terlibat dalam praktik klinik abosi di Jalan Percetakan Negara II, Jakarta.
Saya sendiri salut kepada Ibu Kompol Theresia Mastail, yang dengan sendirian membongkar jaringan klinik aborsi itu dengan menyamar sebagai pasien. Mungkin naluri keibuan dari Bu Kompol Theresia Mastail berbicara, bagaimanapun seorang anak yang masih dikandungan juga harus mendapatkan kasih saying, bukan malah disia-siakan smapi dibunuh sebelum melihat indahnya ( adalah indahnya, walaupun pasti ada suramnya) dunia.
Dulu, kakanya teman ku, setiap mendengar ada berita aborsi, bayi masih merah dibuang pasti mengumpat sejadi-jadinya… “Setan, jahat, tega-teganya… dst” dengan diakhiri dengan gumaman kecil “ Tuhan tidak adil”. Perasaan itu sekarang menghinggapi diriku, sekarang aku tahu persis mengapa kakanya temen ku itu sampe segitunya, karena sudah sekian lama berumah tangga belum juga dikaruniai buah hati (barang satu pun), eeee…. malah yang diberi momongan, disia-siakan. Kita yang berhubungan resmi kayaknya ko’ susah amat dapetnya, giliran yang ‘diam-diam’, ‘remang-remang’ plus ‘tidak sengaja’ sekali ‘action’ bisa kejadian.
Tetapi sebagai insan yang beriman (semoga, amin!), kita harus selalu melihat sisi lain dari suatu peristiwa. Tuhan pasti punya kehendak lain untuk tiap orang, dan kita sebagai manusia yang lemah hanya bisa berusaha dan doa, karena masalah hasil, itu seratus persen ranah Tuhan. Dengan adanya bermacam-macam kejadian di sekitar kita, Tuhan menunjukkan ke-Maha Agungan-Nya dan ke-Maha Adilan-Nya. Terus, Tuhan akan melihat seperti apa reaksi kita, apakah kita termasuk orang yang kufur (naudzubillah min dzalik) apa yang syukur nikmat.

Ya Allah, masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur, Amin!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar